Sabtu, 14 April 2012

titrasi

Titrasi merupakan suatu metode utk menentukan kadar suatu zat dg menggunakan zat lain yg sudah diketahui konsentrasinya.
Titrasi biasanya dibedakan b’dasarkan jenis reaksi yg terlibat di dlm proses titrasi, sbg contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sbg titrasi asam basa, titrasi redoks utk titrasi yg mlibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri utk titrasi yg melibatkn pembentukan reaksi kompleks & lain sebagainya (Day, dkk, 1986).

Titik Akhir Titrasi

Pada proses titrasi ini digunakan suatu indikator yaitu suatu zat yg ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai yg dinyatakan dgn perubahan warna. Perubahan warna menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi (Brady, 1999).
Larutan basa yg akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam buret (pipa panjang berskala) & jumlah yg terpakai dpt diketahui dari tinggi sebelum & sesudah titrasi. Larutan asam yang dititrasi dimasukkan kedalam gelas kimia (erlenmeyer) dg mengukur volumenya terlebih dahulu dg memakai pipet gondok. Untuk mengamati titik ekivalen, dipakai indikator yang warnanya disekitar titik ekivalen. Dlm titrasi yg diamati adalah titik akhir bukan titik ekivalen (syukri, 1999).
Suatu proses didlm laboratorium utk mengukur jumlah suatu reaktan yg bereaksi sempurna dgn sejumlah reaktan lainnya, dimana reaktan pertama ditambahkan secara kontinu ke dlm reaktan kedua disebut titrasi. Reaktan yang ditambahkan tadi disebut sebagai titrant dan reaktan yang ditambahkan titrant kedalamnya disebut titree.
Didalam beberapa titrasi, titik ekivalen adalah titik selama proses titrasi dimana tepatnya titrant telah cukup ditambahkan untuk bereaksi dengan titree.
Salah satu masalah teknis dalam titrasi adalah titik dimana suatu perubahan dapat diamati, terjadi yang untuk mengindikasikan pendekatan yang paling baik ke titik ekivalen. Secara ideal, titik akhir dan titik ekivalen seharusnya identik, tetapi dalam prakteknya jarang sekali ada orang yang mampu membuat kedua titik tersebut tepat sama, meskipun ada beberapa hal dimana perbedaan antara kedua hal tersebut dapat diabaikan (Snyder, 1996).

Titran pada Proses Titrasi

Titrasi biasanya merupakan larutan elektrolit kuat seperti NaOH dan HCl yg diperlukan utk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis yang disebut sebagai titik ekivalen. Perbedaan titik akhir dan titik ekivalen disebut sebagai kesalahan titik akhir. Kesalahan titk akhir adalah kesalahan acak yang berbeda ntuk setiap sistem. Kesalahan ini bersifat aditif dan determinan dan nilainya dapat dihitung. Dengan menggunakan metode potensiometri dan konduktometri, kesalahan titik akhir ditekan sampai nol (Rivai, 1995).
Dalam analisis larutan asam & basa, titrasi akan melibatkan pengukuran yg seksama volume-volumenya suatu asam & suatu basa yang tepat akan saling menetralkan. Reaksi penetralan atau asidimetri & alkalimetri adalah salah satu dari empat golongan utama dalam penggolongan reaksi dalam analisis titrimetri. Asidi alkalimetri ini melibatkan titrasi basa bebas atau basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah, dengan suatu standar (asidimetri) dan titrasi asam bebas yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah, dengan suatu basa standar (alkalimetri). Reaksi-reaksi ini melibatkan senyawa ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air (Bassett, 1994).

Aplikasi Titrasi Alkalimetri

Salah satu aplikasi dalam alkalimetri adalah analisis aspirin. Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah dunia (Anonim, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010, Aspirin (online), http://id.wikipedia.org/wiki/Aspirin, diakses 4 oktober 2010.
Brady, James E., 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Binarupa Aksara, Jakarta.
Harjadi W., 1986, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Gramedia, Jakarta.
Keenan, C. W, dkk., 1998, Kimia untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.
Petrucci, Ralph H and Willias S. Harwood., 1997, General Chemistry, Prentice Hall, New Jersey.
Rivai, H., 1995, Asas Pemeriksaan Kimia, UI-Press, Jakarta.
Syukri, 1999, Kimia Dasar 2, ITB, Bandung.
Snyder, Milton K., 1996, Chemistry Structure and Reaction, Holt, Rinehart And winston. Inc, New York.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates